Cerita Misteri Makam Raja Blongkod di Gorontalo

GORONTALO - Makam Raja Blongkod atau Bulonggodu terletak di Desa Dunggala, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Makam itu berada di hamparan tanah tegalan yang ditanami jagung oleh warga sekitar.

Bagi pendatang baru yang ingin melihat makam tersebut, akan sulit menemukan lokasi tanpa memperhatikan penanda arah yang dipasang oleh Balai Pelestaraian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo.

Kebanyakan warga di Desa Dunggala mengenalnya sebagai makam Atinggola. Saat menyambangi makam Blongkod, Banthayo ditemani penjaga makam, Abdul Wahab Arugay (83).

Abdul Wahab bercerita, dirinya sudah menjaga makam Raja Blongkod sejak usianya 16 tahun. Ia mengatakan di sekitaran makam Raja Blongkod, dulunya terdapat makam-makam para raja, keluarga raja, dan prajuritnya.

Namun, lambat laun jejak makam para keluarga raja dan prajuritnya hilang begitu saja. Apalagi lokasi tersebut merupakan perkebunan milik warga.

“Makam Raja Blongkod sebenarnya berada di tengah-tengah makam lainnya. Di sekitar makam itu ada makam para keluarga raja dan juga panglima atau prajurit dari Raja Blongkod.

Abdul tak banyak berkisah soal kehidupan Raja Blongkod. Di usia yang semakin tua, pikun kian mendera ingatannya. “Yang saya ingat menurut cerita orang tua saya, makam ini sudah ada sejak awal kejayaan Islam di Gorontalo. Ia (Raja Blongkod) memerintah di pesisir Utara Sulawesi,” jelas Abdul.

Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo, Burhanis Ramina, menjelaskan makam ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional dengan SK Menteri PM.10/PW.007/MKP/210 dan telah dilakukan pemagaran dan pembuatan papan situs BPCB Gorontalo pada tahun 2012.

“Masih perlu riset panjang terkait sejarah dari makam Blongkod. Dan hingga kini kita juga belum mengetahui siapa yang dimakamkan di tempat itu,” tutur Burhanis.

Namun menurut informasi yang didapatnya, Raja Blongkod dipercaya pernah memerintah Pohalaa atau Kerajaan Atinggola dan Bintauna.

Struktur bangunan makam menggunakan batu karang, bahkan struktur pagar juga menggunakan bahan yang sama. Dengan bentuk menyerupai mahkota yang sudutnya membentuk kerucut dan meninggi

Menurut Burhanis, dari segi tekstur dan bahan, makam ini memiliki nilai status sosial yang tinggi. “Dengan bentuk makam dan beberapa Bangunan di sisinya, memperjelas bahwa makam ini dimiliki oleh petinggi atau seorang raja yang memiliki gelar tertinggi di Gorontalo,” jelas Burhanis.

Di lokasi makam ada juga empat makam lain yang berada di luar pagar makam Raja Blongkod. Namun Burhanis menambahkan, hingga saat ini tidak ada orang yang tahu persis asal-usul keempat makam tersebut.

Beberapa orang percaya bahwa makam Raja Blongkod ini dijaga oleh kucing hitam berkalung emas.

“Sejumlah orang pun menganggap makam ini penuh mistis. Apalagi cerita tentang penjaga makam yang katanya seekor kucing hitam berkalung emas yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu,” katanya.

Idris Ntoma (71), seorang budayawan mengungkapkan, Raja Blongkod, dipercaya merupakan anak dari Sultan Eyato. Blongkod terkenal lantaran memiliki enam orang istri. Para istri tersebut bernama Putri Dumpa, Putri Nggeyuhi, Putri Bilungungo, Putri Wahimolongo, Putri Bintalo, dan Putri Botutihe.

“Raja ini pernah memimpin di wilayah Bintauna yang berada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara, karena dia diberikan kekuasaan oleh ayahnya. Dan kenapa dia dimakamkan di sekitar Bone Bolango? Karena sebelumnya ia merupakan Raja Bolango,” tutup Idris.