Akhir Cerita Pasangan Lansia Hidup Bahagia di Gubuk Tua

Kabupaten Gorontalo- Ibrahim Isima dan istrinya Rohana Tenia hanya bisa menikmati masa tuanya di sebuah gubuk reyot. Keduanya terpaksa menempati rumah yang sangat sederhana sekali selama 48 tahun.

Pasangan lansia yang tinggal di sebuah dusun di Desa Tabongo Timur, Kecamatan Tabongo, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo ini tingggal di hunian yang dibuat dari batang kayu dan bambu.

"Sudah 48 tahun kami tinggal di sini,” kata Ibrahim. Minggu (16/10).

Meski hidup menderita, pasangan ini tak pernah mengeluh lantaran hidup dalam himpitan ekonomi. Namun Ibrahim dan Rohana tetap memimpikan hidup di rumah layak huni seperti warga lain.

Pasangan lansia ini mengatakan keinginan memperbaiki rumahnya sangat besar, namun terbentur kondisi ekonomi yang tak  memungkinkan. Sehingga pasangan ini hanya memendam impian mereka itu dalam sebuah asa.

Keluarga Nenek Rohana saat makan malam bersama Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Gorontalo, Haris Suparto Tome.

"Jangankan bangun rumah, untuk makan setiap hari susah," tutur Ibrahim.

Terkadang, keluarga miskin ini mendapatkan makanan yang di antar oleh tetangga dan anak-anaknya yang tinggal di sekitar rumah mereka.

Prinsip suami istri ini tetap tegar. Meski perut keroncongan, mereka pantang mengemis.

Nenek Rohana setiap Kamis berjualan rempah-rempah di pasar Batudaa.

"Saya bekerja serabutan, istri saya menjual rempah-rempah," imbuhnya.

Ibrahim bercerita, saat memiliki waktu luang, dia bekerja membuat sapu lidi. Hasilnya dikumpulkan untuk keperluan sehari-hari termasuk biaya sekolah cucunya.

"Saya sudah tua tidak bisa bekerja keras, hanya membuat sapu lidi," ucap Ibrahim.

Kondisi fisik suami istri ini semakin lemah hingga tidak ada lagi warga yang memintanya bekerja.

"Karena sudah tua, jadi sudah jarang yang menyuruh bekerja," katanya.

Pasangan kakek nenek ini sebenarnya memiliki beberapa anak. Tetapi semuanya sudah menikah. Dan anaknya juga hidup dalam kesulitan. Hal itu membuat sang anak tidak mampu membantu orang tua.

Jika musim hujan, gubuk tersebut pasti dimasuki air karena atap sudah bocor. Lantai rumahnya juga hanya terbuat dari bambu belah dan berdinding anyaman bambu yang sudah bolong, pungkas Ibhrahim.

Berkat doa, ketegaran dan kesabaran mereka, impian keluarga miskin ini akhirnya terkabul. Keluarga Ibrahim Isima dan Rohana Tenia masuk dalam daftar penerima bantuan melalui program bantuan rumah dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Gorontalo. Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP) Tahun Anggaran 2022.

Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo saat meninjau rumah milik Nenek Rohana.

“Keluarga miskin itu sudah masuk daftar penerima program rumah bantuan,” tegas Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Gorontalo, Haris Suparto Tome.