Elektabilitas Partai Menurun, Suharso Monoarfa Diminta Mundur dari Ketua Umum PPP

Jakarta- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa didemo ratusan orang untuk mundur dari jabatannya di partai.

Massa yang mengatasnamakan diri Front Kader Penyelamat (FKP) PPP dan Simpatisan PPP, meminta Suharso lengser dan mundur dari posisinya karena elektabilitas partai yang kian menurun.

"Kami dari anggota DPC datang ke depan kantor DPP PPP Menteng untuk menuntut Suharso Monoarfa lengser dari Ketum PPP ," ujar Koordinator Aksi, M Somad, dalam keterangannya, Selasa, 14 Juni 2022.

Somad menjelaskan, demo digelar pada Senin, (14/6) kemarin dengan jumlah massa yang mencapai ratusan orang. Sebelum menggelar aksi, kata Somad, pihaknya telah mencoba berkomunikasi dengan Suharso untuk menyampaikan tuntutan ini.

Namun, kata dia, tak ada jawaban dari Suharso sehingga mereka tetap menggelar unjuk rasa tersebut.

"Kami sudah melakukan beberapa langkah, bertemu, berdialog, dan sebagainya, tapi mereka mengabaikan dan jangan salahkan kader jika melakukan perlawanan," jelas dia.

Lebih lanjut, Somad menuding Suharso tidak menerapkan demokrasi dalam PPP. Selain itu, Para Majelis Syariah Pertimbangan PPP juga dinilai tidak melakukan apapun ihwal elektabilitas partai kabah yang stagnan.

"Maka jangan salahkan kader melakukan satu hal di luar prosedural," kata Somad.

Dikutip dari Tempo.co sebelumnya menurut survei terbaru yang diadakan oleh Charta Politika, menunjukkan elektabilitas PPP tak mencapai parliamentary threshold alias ambang batas parlemen 4 persen.

PPP berada di peringkat ke-8 dari daftar elektabilitas partai dengan 2,7 persen. Berada di bawahnya, terdapat PAN dengan angka lebih kecil 2 persen.

Meski demikian, survei ini menemukan masih ada 15,8 persen yang tidak menjawab atau menjawab tak tahu. Sehingga, ini bisa menjadi undecided voters yang potensial bagi keduanya.

Di sisi lain, PPP dan PAN diketahui kini tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu bersama Golkar. Partai Beringin dalam survei ini berada di peringkat ke-3 dengan elektabilitas 11,3 persen.

Survei digelar selama 25 Mei sampai 2 Juni 2022 terhadap 1.200 responden. Survei ini menggunakan wawancara tatap muka terhadap responden berusia 17 tahun ke atas atau yang sudah memenuhi syarat sebagai pemilih. Survei menggunakan metode multistage random sampling dan margin of error 2,83 persen.