Gabungan Pemuda Tiga Desa Patungan Siapkan Tradisi Tumbilotohe

Gabungan Pemuda Tiga Desa Patungan Siapkan Tradisi Tumbilotohe
Sejumlah pemuda di antara Desa Tenggela, Kecamatan Tilango dan Desa Hutadaa, Kecamatan Talaga Jaya mulai mempersiapkan kegiatan tumbilotohe. Sabtu (16/3). Foto: Dok Banthayo

Kabupaten Gorontalo- Tradisi Tumbilotohe atau malam pasang lampu masih beberapa pekan lagi, namun sejumlah pemuda di Desa Tenggela, Kecamatan Tilango dan Desa Hutadaa serta Desa Buhu, Kecamatan Talaga Jaya  mulai melakukan persiapan jelang digelarnya tradisi tahunan warga Gorontalo tersebut.

Kumpulan pemuda ini terlihat mulai menggali lubang di pinggiran jalan yang akan mereka gunakan untuk membangun tiang lampu hias. Selain itu, para pemuda ini juga menyiapkan titik lokasi yang akan dipasangi lampu botol berisi minyak tanah.

Rifaldi Arsyad ketua panitia pada kegiatan itu mengatakan, kegiatan yang akan mereka gelar itu sudah memasuki tahun keempat. Seperti biasanya, Rifaldi dan teman-temanya mengumpulkan uang secara patungan sebagai modal awal kegiatan yang akan mereka gelar tersebut.

“Kami panitia patungan untuk membiayai kegiatan ini,” kata Rifaldi. Sabtu (16/3).

Rifaldi bilang, uang yang dikumpulkan dari panitia rencananya akan mereka gunakan untuk membeli bambu, lampu hias dan kebutuhan kegiatan lainnya. Panitia juga merencanakan akan mengisi tradisi tumbilotohe dengan beragam kegiatan menarik lainnya.

Lokasi kegiatan ini berada di antara dua desa. Kami merencanakan akan menggelar kegiatan seni, berupa pagelaran music akustik bernuasi religi. Dan akan ada spot foto aksi boomerang bergerak-gerak dan bisa berputar atau yang dinamakan photobooth 360.

“Jika tak ada kendala semua itu akan kami siapkan khusus menghibur masyarakat yang datang,” sambungnya.

Sekumpulan pemuda di Desa Hutadaa dan Desa Buhu, Kecamatan Talaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, gotong royong dalam mempersiapkan kegiatan tumbilotohe. Foto: Dok Banthayo

Hingga kini, persiapan kegiatan yang dilakukan oleh para pemuda di dua desa ini hampir mencapai 50 persen. Mereka mulai bekeja bergotong royong menyiapkan kegiatan itu mulai pukul 20.00 WITA atau jam 9 malam atau selepas salat Tarawih hingga dini hari.

“Iya, kami bekerja setelah salat Tarawih,” ucap Aditya Ibrahim.

Adit dan kawan-kawanya berharap uluran tangan masyarakat sekitar dalam membantu menyukseskan kegiatan yang akan mereka gelar. Selain itu, para pemuda ini juga membuka peluang bagi sponsor dan donatur yang mau bekerja sama memberikan dukungan bantuan dana untuk mereka.

“Kegiatan tumbilotohe yang akan kami buat tujuannya untuk menjaga nilai-nilai tradisi dan adat leluhur, jika bukan generasi muda yang bergerak, lalu siapa lagi?” pungkas Adit.

Penulis: Burhan Bakari