Gegara Status Facebook, Pria di Gorut Diduga Dicekik Kepala Desanya

Gorontalo Utara- Mohamad Agil Sapi'I warga Desa Kikia, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara menerima perlakukan tak menyenangkan yang diduga dilakukan oleh Kepala Desa Kikia, Sadri M.

Keberatan dengan perlakuan kepala desanya, Romi Sapi'i, ayah korban kemudian mengunggah peristiwa tidak menyenangkan itu ke media sosial Facebook.  

Dalam unggahannya ayah korban mengisahkan awal mula terjadi insiden pemukulan yang dilakukan kepala desa terhadap anaknya. Kala itu, anaknya mengunggah status di media sosial yang berisi curahan hati tentang keinginan untuk berpartisipasi dalam turnamen desa dan meminta dukungan dari pemerintah desa. Unggahan tersebut diduga memicu amarah kepala desa, yang kemudian berujung pada tindakan kekerasan.

“Yg sabar anaku.. hanya dgn status unggahan in anak sy d aniyaya oleh seorang kpla desa..kejadian d depan rmh sy pd selasa mlm, setelah kejadian selasa mlm, anak sy lgi dpat surat panggila dri kpla desa pd rabu pagi d kantor desa kikia..pda pagi hari it juga anak sy lagi d aniaya di cekik lehernya dan d tendang..yaa allah, d mn hati nurani bapak tega menganiaya anak sy tanpa ad kesalahan...” tulis orang tua korban pada akun Facebboknya.

Romi juga mempertanyakan kesalahan anaknya sehingga dianiaya oleh kepala desa.

“Ap ad yg salah dgn status unggahan anak sy, tolong bc bae" in unggahan, in unggahn hanya curahan hati anak muda d desa kikia yg ingin skli berpartisifasi d turnamen desa kasia..mereka hanya minta dukungn ole pemerintah desa, dan unggahan bukan d serang secara personal atu pribadi..tris kypa s b aniaya anak sy kasiang...tpi insya allah kasus in kmi akn proses, sy sebagai orang tua tdk akn tinggal diam, insyah allah kmi keluarga d mudahkn dgn kasus in...aminnn,” ungkap ayah korban dalam postingannya.

Tidak terima atas perlakuan ini, ayah korban menyatakan akan menempuh jalur hukum untuk mencari keadilan.

"Kami sebagai orang tua tidak akan tinggal diam. Insya Allah, kasus ini akan kami proses secara hukum," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kikia, Sadri M. mengakui adanya insiden tersebut. Namun, ia membantah tudingan atas penganiayaan seperti yang dituduhkan. Ia juga mengakui bahwa permasalahan itu bermula dari unggahan status di media. Status tersebut menyebut, bahwa pemerintah desa tidak mendukung kegiatan anak muda di Desa Kikia. Sadri kemudian mendatangi pemuda tersebut untuk meminta klarifikasi.

"Dalam pertemuan malam itu, saya bilang kepadanya, bahwa saya tidak pernah menghalangi kegiatan kalian. Sejak saya menjabat tahun lalu, sudah empat kali turnamen sepak bola saya buat tanpa meminta uang sepeser pun dari kalian. Jadi, kenapa kau harus menjelekkan pemerintah lewat status Facebook padahal kau tidak pernah datang langsung ke saya," jelas Sadri.

Setelah pertemuan tersebut, kesokan harinya, Sadri kembali mengundang pemuda itu ke kantor desa untuk melanjutkan pembicaraan. Namun, pertemuan ini berakhir dengan ketegangan. Menurut Sadri, pemuda tersebut menyatakan bahwa pemerintah desa tidak pernah menghargai upaya mereka.

"Saya secara spontan mendorong anak itu hingga lehernya tergores oleh kuku saya," ungkapnya.

Sadri juga menegaskan bahwa ia tidak pernah menendang pemuda tersebut, dan hanya mendorong lehernya yang menyebabkan goresan.

"Saya akui saya hanya mendorongnya di leher, dan lehernya tergores karena kuku. Untuk tuduhan memukul dan menendang, saya berani bersumpah itu tidak benar," tegasnya.

Penulis: Febri Latif

Editor: Burhan Bakari