Menjelajahi Gua Istana Raja Jin Islam di Atinggola

Gorontalo Utara - Kabupaten Gorontalo Utara adalah salah daerah termuda di Provinsi Gorontalo.  Daerah pemekaran dari Kabupaten Gorontalo itu akan merayakan hari jadinya yang ke-15 tahun.

Dari sebelas kecamatan yang ada di Gorontalo Utara, terdapat satu kecamatan yang memiliki daya tarik sekaligus menyimpan misteri. Atinggola, adalah nama kecamatan tersebut.

Berada di perbatasan antara Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Utara, Kecamatan Atinggola, menjadi gerbang keluar masuk antar provinsi. Di kecamatan itu terdapat satu desa yang menarik perhatian banthayo. Nama desa tersebut adalah Kotajin.

Salah satu pintu masuk ke dalam Situs Guajin yang sangat sempit. Foto: Dok banthayo/Burdu

Di desa ini terdapat gua yang berada di tengah sawah. Gua tersebut dikenal dengan sebutan Guajin. Penulisan disatukan sesuai dengan aturan nama tempat (Toponimi).

Untuk menuju lokasi ini membutuhkan waktu perjalanan sekitar dua sampai tiga jam dari pusat Kota Gorontalo. Tepat di km 100, para pelancong bisa membaca papan yang bertuliskan “Selamat Datang di Kotajin."

Papan penunjuk arah tersebut sengaja dibuat untuk memudahkan wisatawan yang ingin berkunjung ke situs Guajin.

Dari dalam gua inilah warga setempat sering menrdengar suara pengajian dan Azan. Foto: Dok banthayo/Burdu

Secara geografis Guajin hanya sebuah bongkah batu besar dengan gua sempit di dalamnya.

Masyarakat sekitar menamakan bongkah batu itu sebagai "Ota lo jin" atau "Otajin", yang berarti benteng istana para jin.

Tak ada yang mengetahui secara pasti mengapa desa itu dinamakan Kotajin. Menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat, bangunan berupa bebatuan stalaktit  yang tersusun rapi dan terjadi karena proses alam tersebut, di huni Raja Jin Pantai Utara.

Terdapat tempat duduk dan ruang istirahat serta bak penampungan air yang terbentuk secara alami.Foto: Dok banthayo/Burdu

Karena penasaran, banthayo mencoba masuk dan menjelajahi Guajin yang konon angker itu.

Secara geologis, bongkah batu besar ini adalah batu gamping (Batu kapur) yang mengalami proses pelarutan dan membentuk gua sempit. Cukup menguras tenaga untuk masuk ke dalam Guajin. Lorong gua yang sempit hanya bisa dilalui satu orang sekali masuk.

Pada bagian dalam gua terdapat ruangan kecil dan dua akar pohon beringin yang berdiri kokoh tepat di tengah gua. Itu yang menambah kesan mistis tersendiri.

Akar pohon beringin berwarna hitam dan coklat seakan menjadi tiang penopang gua, Hal ini menambah kesan mistis saat berada di dalam Guajin. Foto: banthayo/Burdu

Keunikan lain yang bisa dijumpai di dalam Guajin adalah bak penampung air yang terbuat dari bebatuan dan terjadi secara alami.

Sebelum menjadi perkampungan, dahulu di kawasan tersebut sering terdengar suara pengajian dan azan yang diyakini bersumber dari gua tersebut.

Cerita tentang keangkeran Guajin tak membuat warga takut dan menjauhi kawasan. Bahkan beberapa dari mereka asyik bercengkrama di sebuah gubuk yang berdekatan dengan Guajin. Foto: Dok banthayo/Burdu

Guajin pernah dikunjungi salah satu syek dari Aceh, yang membenarkan bahwa memang di gua itu adalah istana para jin Islam.

“Hanya orang-orang yang memiliki kemampuan tertentu yang bisa melihat keberadaan Jin di gua ini," tutur, Rahmat, seorang warga di Desa Kotajin.

Situs Guajin terletak di tengah areal persawahan di Desa Kotajin, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara. Foto: Dok banthayo/Burdu

Terdapat pantangan bagi warga yang ingin masuk ke dalam Guajin. Bagi perempuan yang tengah datang bulan dilarang masuk dan untuk pria dianjurkan untuk tidak memakai pakaian berwarna merah. Begitulah menurut Rahmat.

Sumber: Banthayo.id partner resmi kumparan.