Kadistan Prov Gorontalo Lakukan Monitoring dan Evaluasi Program UPLAND

Kadistan Prov Gorontalo Lakukan Monitoring dan Evaluasi Program UPLAND
Pelatihan Terkait Monitoring Evaluasi dan Pencapaian Logframe dan Pengembangan Bisnis dan Pemasaran UPLAND Project. Minggu (28-7). Foto: Dok Banthayo.

Bali- Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo dan Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo kembali menggelar pelatihan bagi pengelola UPLAND Project. Pelatihan kali ini terkait Monitoring Evaluasi dan Pencapaian Logframe dan Pelatihan Terkait Pengembangan Bisnis dan Pemasaran UPLAND Project.

Pelatihan yang dibuka Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljadi D. Mario tersebut digelar sejak 25 - - 28 Juli 2024. Di Fame Hotel Sunset Road, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljadi D. Mario menjelaskan, perencanaan sangat penting untuk dilakukan dalam proses pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Mulai dari membedakan berdasarkan jangka waktu pendek, terperinci dan implementatif hingga merencanakannya dalam jangka waktu panjang. Kelompok tani maupun pengurus koperasi UPLAND harus mampu dan mengetahui rencana yang akan dilakukan di kemudian hari. Mulai dari penyiapan peralatan, keterampilan, biaya yang diperlukan termasuk penyimpangan, kesalahan dan masalah yang akan timbul.

 “Semua itu harus dipahami petani dan pengurus koperasi, untuk meminimalisir persoalan di kemudian hari,” kata Mario, saat membuka pelatihan tersebut.

Dalam arahannya, Muljadi juga mengingatkan seluruh peserta pelatihan untuk menguasai teknik pemasaran produk, fluktuatif harga dan menjaring kerja sama partner dengan sesama petani mau pun pihak-pihak lainnya. Selain itu menurutnya, sukses tidaknya usaha tani bergantung kepada petani sebagai manajer dan pengelola usaha sendiri. Sehingga petani dituntut agar mampu mendeteksi sejak dini faktor-faktor produksi yang bermanfaat, seperti informasi harga produk usaha tani, menambah dan menggunakan modal dengan bijaksana serta membayar bunga dari modal sesuai kesepakatan.

“Jika hal itu dipahami keberlanjutan usaha tani tidak akan terganggu. Ini juga akan memudahkan perencanaan, evaluasi, termasuk mengukur kinerja dan efiensi secara menyeluruh pada usaha tani khususnya petani penerima program UPLAND,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo, Darwan Usman dalam sambutannya mengatakan, evaluasi program ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kinerja petani dan pengurus koperasi penerima program UPLAND di Desa Toyidito, Kecamatan Pulubala dan Desa Dulamayo Selatan, Kecamatan Telaga. Evaluasi menjadi penilaian atau parameter sukses tidaknya sebuah program.

Di sisi lain, Darwan juga meminta petani dan pengurus koperasi UPLAND untuk menguasai teknologi digital. Pemasaran produk menggunakan digital mememiliki peran penting dalam melipatgandakan pendapatan petani di industri pertanian. Pemasaran digital juga dinilai mampu membantu meningkatkan visibilitas online dan memungkinkan calon pelanggan menemukan bisnis pertanian yang dimiliki petani pisang gapi secara daring.

“Pemasaran digital menjadi senjata ampuh petani dalam memasarkan produknya,” ucap Darwan.

Lanjut Darwan bilang, pemasaran produk bukan hanya menjadi tugas petani, pemerintah provinsi dan kabupaten juga mulai melakukan penjajakan dengan sejumlah investor dan perusahaan dalam memasarkan produk pisang gapi merah yang merupakan komoditi unggulan UPLAND di Gorontalo.

“Sebelum masa panen pisang gapi tiba, pemerintah sudah mulai menyiapkan pembeli,” ungkapnya.

Untuk diketahui, Kabupaten Gorontalo menjadi satu dari 13 kabupaten di Indonesia penerima program UPLAND.

UPLAND Project merupakan program Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang dananya bersumber dari dua pendonor yaitu, Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund of Agriculture Development (IFAD). Selain untuk menghidupkan lahan pertanian di dataran tinggi, program ini diperuntukkan kepada para petani agar pendapatan ekonominya meningkat.

“UPLAND Project ini bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan di Gorontalo,” pungkasnya.

Penulis: Burhan Bakari