Kolaborasi KPMG dengan UNG untuk Pemberitaan yang Edukatif

Gorontalo - Rektor Universitas Negeri Gorontalo Dr. Ir. Eduart Wolok, ST., MT. mengatakan dengan melaksanakan Diskusi Awal Tahun KPMG Pusaran Batu Hitam Gorontalo dengan para jurnalis adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya.

“Pada saat melakukan kajian, perspektif yang kami dapatkan itu dari berbagai sisi. Hari ini kita fokus juga termasuk dengan teman-teman media karena media akan menjadi corong utama nanti.”

Fadli Poli salah satu anggota Komunitas Pekerja Media Gorontalo (KPMG) dari media habari.id pada Diskusi Awal Tahun KPMG “Pusaran Batu Hitam Gorontalo” yang digelar Rabu, 11 Januari 2022 mengatakan bahwa fokus pemberitaan masih pada kasus-kasus pidana penangkapan batu hitam ilegal.

“Soal penatakelolaan pertambangan di Gorontalo dibutuhkan peran perguruan tinggi untuk melahirkan penatakelolaan pertambangan yang lebih baik yang bisa mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dengan tetap mementingkan kepentingan lingkungan,” ungkapnya.

Ia menilai peran media akan sangat penting dalam konteks pemberitaan yang edukatif.

“Pengamatan dari praktisi-praktisi hukum juga sangatlah penting, paling tidak akan menjadi pembanding ketika UNG mulai membentuk tim dan bergerak mencari format yang lebih baik tentang bagaimana pengelolaan pertambangan ke depan.”

Angki jurnalis newsnesia.id mengatakan bahwa media terlibat jauh ke dalam pusaran batu hitam karena kurangnya kolaborasi media dan akademisi.

“Saya kenapa mengapresiasi forum ini, karena barangkali arahnya bisa kesana. Bahwa media dan akademisi bisa berkolaborasi mendidik masyarakat dan juga berjuang atas nama mereka.”

Ia berpendapat media harus memiliki dorongan dan backingan yang aktif dari akademisi agar dapat mengawal edukasi masyarakat mengenai batu hitam dengan baik.

Wawan dari Tribun Gorontalo mengatakan media dalam isu batu hitam harus mendorong kolaborasi dalam liputan dan lain-lain.

“Saya di AJI mendorong soal bagaimana liputan-liputan media tidak cuman soal memberitakan yang kulit-kulitnya, soal konflik tadi.”

Ia mengemukakan kolaborasi media di Gorontalo bisa tercipta dengan menggandeng UNG dalam liputan-liputannya.