Pabrik Pengering Jagung Cemari Udara, Warga Pulubala Alami Penyakit Kulit

Pabrik Pengering Jagung Cemari Udara, Warga Pulubala Alami Penyakit Kulit
Salah seorang warga Pongongaila yang mengalami penyakit kulit. Kamis, (2/3). Foto: Dok banthayo

Kabupaten Gorontalo- Warga Desa Pongongaila, mengeluhkan limbah debu ari jagung dari pabrik penggilingan dan pembersihan jagung milik PT Agro Utama Indonesia, yang berada di Desa Pulubala, Kecamatan Pulubala

Limbah debu ari jagung menyebar masuk hingga ke rumah dan menyebabkan lantai rumah warga dipenuhi dengan debu setiap harinya.

Akibat limbah ari jagung tersebut, sejumlah warga bahkan mulai terserang penyakit kulit dan sesak nafas yang diduga dampak dari debu ari jagung.

“Ini saya sudah gatal-gatal,” ungkap Muchtar Kasim, sambil menunjukan punggungnya yang terkena penyakit kulit. Rabu, (1/3).

Warga Pongongaila yang tinggal di depan pabrik telah melaporkan hal tersebut kepada Pemerintah Desa Pulubala, sebab pabrik penggilingan jagung itu letaknya berada di Desa Pulubala. Jarak antara kedua desa itu hanya dibatasi jalan raya.

Warga yang ingin beraktifitas di luar rumah, terkadang harus mengenakan masker agar debu kulit jagung tersebut tidak langsung terhisap hingga ke paru-paru mereka.

“Persoalan ini sudah saya sampaikan kepada kepala desa, namun belum ada respons,” sambung Muchtar.

Operational Hingga Larut Malam

Pabrik penggilingan dan pembersihan jagung milik PT Agro Utama Indonesia, yang berada di Desa Pulubala, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo. Foto: Dok banthayo

Selain persoalan limbah, warga juga memprotes suara bising mesin dari pabrik  yang diduga beroperasional hingga larut malam.

“Pernah istri saya mendatangi perusahaan itu pada jam 1 malam, mengeluhkan bunyi ribut,” ungkap Muchtar.

Jam operasional pabrik yang tak mengenal waktu sangat menggangu istirahat warga saat malam hari.

“Aktifitas di pabrik itu terkadang sampai pagi,” ucap Hasyim Rahim Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pongongaila.

Sebelumnya, warga telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan pihak pabrik dan meminta pemilik pabrik untuk mencarikan solusi terkait persoalan yang mereka hadapi.

“Kami sudah dua kali melakukan pertemuan dengan pihak pabrik. Namun sampai sekarang belum ada realisasi apa-apa dari mereka,” tegas Hasyim.

Saat dihubungi banthayo, Kepala Desa Pulubala Basrin Jafar mengatakan, warga yang terkena dampak debu ari jagung itu adalah warga di Desa Pongongaila.

“Saya sudah kasih masukan ke pihak pabrik, katanya sudah mau diperbaiki pembuangan pipa pengering penyebab debu itu keluar,” jawab Basrin.

Banthayo telah menghubungi pihak PT Agro Utama Indonesia untuk dimintai keterangan. Namun anak perusahaan New Hope Group tersebut belum bisa memberikan komentar terkait polemik yang terjadi.