Hormat Bendera dengan Tangan Kiri, Pelajar SD di Gorontalo Diduga Dianiaya Kepala Sekolah


Kabupaten Gprontalo- Seorang pelajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 13 Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo berinisial R diduga mengalami tindak kekerasan yang dilakukan oleh oknum Kepala Sekolah berinisial SZ. Dugaan kekerasan itu terjadi di tengah upacara bendera pada Senin, (25/9) lalu.

R, siswa kelas 5 SD kala itu mendapat tugas mendampingi pembina upacara yang tak lain adalah kepala sekolahnya sendiri. Saat hendak melakukan penghormatan bendera merah putih, R secara refleks mengangkat tangan kirinya untuk hormat bendera. Sebab saat itu tangan kanan R memegang sebuah map berisi naskah pancasila. Mengetahui hal itu, SZ diduga secara spontan menegur R dengan cara memukul bagian tubuh R.

Dugaan kekerasan di lingkungan sekolah membuat keluarga R keberatan.

"Saya sangat keberatan dengan aksi kekerasan yang terjadi di sekolah itu,” ujar salah satu keluarga R.

Sementara itu, SZ menyangkal telah melakukan tindak kekerasan terhadap muridnya.

"Itu bukan penganiayaan, saya tidak memukul," kata SZ, Senin (2/10/.

SZ bilang, ia hanya menurunkan tangan siswa itu ke bawah karena salah mengangkat tangan untuk memberi penghormatan bendera.

"Anehnya, laporan ke DPR dipukul dan ditampar," jelas SZ.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo, Iskandar Mangopa, menyoroti dugaan penganiayaan  yang dilakukan oknum kepsek tersebut. Iskandar mengatakan, dirinya akan memanggil kepala sekolah untuk dimintai keterangan.

"Hari ini kita akan mengundang Kepsek SDN 13 itu," ujar Iskandar. Selasa (3/10).

Ia juga menambahkan, tindak kekerasan di lingkungan sekolah tidak dibenarkan. Terlebih pelakunya adalah seorang kepala sekolag.

"Saksi yang datang ke tempat saya. Makanya kita akan undang mereka pada RDP nanti," tegasnya.

Tim Redaksi