Sejarah Salat Jumat Termegah dan Terpanjang di Dunia

Sejarah Salat Jumat Termegah dan Terpanjang di Dunia
Sultan Mehmet II yang juga dikenal dengan Muhammad al-Fatih. Foto: Dok istimewa

Selama ini kita mengetahui bahwa salat dengan jemaah terbesar itu berada di Masjidil Haram, Makkah atau di Masjid Nabawi, Madinah. Tapi faktanya, salat Jumat termegah dan terpanjang pernah terjadi 570 tahun yang lalu.

Peristiwa bersejarah itu terjadi pada 23 Maret 1453. Kala itu, Sultan Mehmet II yang juga dikenal dengan Muhammad al-Fatih, berangkat dari Edirne bersama seluruh pasukannya, prajurit kavaleri, dan prajurit infantri.

Dikutip dari berbagai sumber, hari itu kebetulan adalah hari Jumat, hari yang mulia bagi umat Islam. Hari Jumat memang sengaja dipilih pasukan Al-Fatih untuk menambah kesakralan penyerangan ke Konstantinopel.

Saat hendak menaklukkan Konstantinopel, puluhan ribu umat Islam pun melaksanakan salat Jumat. Disebut megah dan terpanjang karena jumlah jemaah membentang sepanjang 4 kilometer dari Pantai Marmara hingga Selat Golden Horn di bagian utara. Salat Jumat tesebut dilakukan di depan benteng Konstantinopel dengan jarak 1,5 kilometer.

puluhan ribu umat Islam pun melaksanakan salat Jumat. Disebut megah dan terpanjang karena jumlah jemaah membentang sepanjang 4 kilometer dari Pantai Marmara hingga Selat Golden Horn di bagian utara.

Selama lebih dari seribu tahun, Konstantinopel dikenal sebagai pusat peradaban dunia Barat sekaligus pertahanan kaum Kristen menahan umat Islam. Kota ini tak pernah lepas dari ancaman dan selalu selamat dari penyerangan yang rata-rata muncul setiap empat puluh tahun.

Namun, Muhammad Al-Fatih, panglima yang saat itu baru berusia 23 tahun dengan bala tentaranya yang sangat besar akhirnya berhasil melewati tembok pertahanan kota itu.

Berbekal persenjataan baru yang canggih, pada April 1453, sebanyak 80 ribu pasukan Muslim mulai menyerang delapan ribu pasukan Kristen di bawah pimpinan Konstantin XI, Kaisar Byzantium ke-57.

Pertahanan pasukan Kristen Konstantinopel runtuh setelah tembok utama berhasil dihancurkan dengan meriam raksasa The Great Cannon of Muhammad II. Hingga pada 29 Mei 1453, Konstantinopel akhirnya jatuh ke tangan umat Islam dengan terbunuhnya Konstantinus XI sebagai Kaisar Byzantium ke-57.

Dari sana pula cikal bakal Istanbul mulai lahir. Selain mengubah sejarah peradaban manusia, jatuhnya ibu kota Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur itu menandai akhir panjang dari Perang Salib yang terjadi sejak 1096 silam.

Penaklukan yang dipimpin Al-Fatih itu disebut-sebut sudah diramal lewat hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa Konstantinopel nantinya akan jatuh ke tangan umat Islam.

Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad itu disebut bahwa Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.

Persitiwa sakral itu diunggah ulang oleh akun @zonafaktaa di Instagram. Beberapa warganet pun kagum dan memuji kepemimpinan Muhammad Al-Fatih.

“Muhammad Al Fatih panglima perang terhebat sepanjang sejarah,” kata @clandistaine.

“Bangga yang jadi imam. Jadi pengin,” ungkap @gunara32.“

Semoga jemaah dengan jumlah yang besar bisa terus terjaga,” tambah @iismunfarida.