Stigma Negatif Pengidap Tuberkulosis (TBC)

Stigma Negatif Pengidap Tuberkulosis (TBC)
Kepala Puskesmas Tilango Fatma Mus Abdul. Rabu (2/8). Foto: Dok banthayo

Kabupaten Gorontalo- Kepala Puskesmas Tilango Fatma Mus Abdul mengimbau masyarakat tetap menjaga pola hidup sehat dan tidak menjauhi pasien yang mengidap penyakit Tuberkulosis atau TBC.

Berdasarkan hasil survei Tim Medis Puskesmas Tilango, terdapat dua desa di wilayah itu yang mengalami peningkatan penyakit TBC.

"Penyakit TB ini indentik dengan orang-orang susah. Disebakan faktor lingkungan yang kotor," kata Kapus Tilango Fatma. Rabu (2/8).

Fatma mengatakakan, stigma kepada pengidap TBC datang dari orang-orang dan lingkungan terdekat. Stigma masyarakat ini semakin memperburuk kondisi pasien, sehingga enggan melakukan pemeriksaan dan pengobatan fasilitas kesehatan. Mereka merasa dikucilkan dan dijauhi disebabkan penyakit yang mereka derita.

"Jangan malu-malu untuk berobat, apalagi kalau sudah batuk berdarah," kata Fatma.

Penyakit TBC tidak mengenal usia, balita dan lansia paling rentan terjangkit, hal itu disebabkan kondisi fisik mereka yang lemah. Pasien yang enggan untuk berobat menyebabkan penanganan tidak optimal.

Masyarakat yang tinggal berdekatan dengan pengidap TBC tak perlu kuatir tertular. Hal yang penting yang harus dilakukan adalah menjaga jarak dengan pasien TBC, menggunakan masker dan tetap menjaga kebugaran dengan berolahraga rutin serta menjaga kebersihan lingkungan.

"Masyarakat tidak perlu takut atau kawatir untuk menjalani pengobatan, sebab pasien TBC tidak dipungut biaya walau tidak memiliki BPJS," pungkasnya.

Penulis: Zumar Wahab