Tiga Tahun Tak Berproduksi, Industri Minyak Kelapa Milik Pemkab Gorontalo Jadi Sorotan

Kabupaten Gorontalo - Sudah tiga tahun industri minyak kepala PT. Global Gorontalo Gemilang tidak lagi berproduksi. Padahal pada tahun 2019 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo telah menyertakan modal sebesar Rp 2,2 miliar kepada perusahaan perseroan daerah tersebut.

Penyertaan modal itu tertuang dalam peraturan daerah nomor 14 tahun 2018 tentang penyertaan modal yang ditanda tangani oleh Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo.

Perusahaan itu terletak di Duusun Buhude I, Desa Puncak, Kecamatan Pulubala. Diresmikan oleh Sekretaris Daerah, Hadijah Tayeb, pada 26 Desember 2019 lalu.

Banthayo telah mewawancarai seorang warga di dekat perusahaan. Namanya Rival Pakaya. Ia mengatakan bahwa hanya selang waktu sebulan setelah diresmikan perusahaan itu tak lagi beroperasi.

"Hanya satu bulan ini berjalan produksinya. Habis itu tidak ada lagi," ungkap Rival.

Di tengah kelangkaan minyak goreng saat ini, kata Rival, harusnya industri itu bisa jadi solusi buat masyarakat, minimal bagi desa sekitar.

"Tapi ini hanya begini," kata Rival.

Kepala Desa Puncak, Rinto Ambela, berandai jika perusahaan itu tetap beroperasi, maka warganya pasti terbantu dengan kondisi saat ini.

"Saya berharap pabrik difungsikan," terang Rinto Ambela.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir, mengaku tak mengetahui apa penyebab industri itu berhenti berproduksi. Sebab, katanya, ia belum lama dilantik sebagai sekretaris daerah.

"Belum ada pemberitahuan ke saya," ungkap Roni.

Roni Sampir menegaskan, jangankan sumber anggaran, jumlah anggaran yang digunakan pun tak ia ketahui.

Namun apabila hal itu masuk dan diberitahukan ke pemerintah daerah, kata Roni, dirinya akan mempelajari terlebih dahulu apa yang menjadi permasalahannya. Kemudian akan mengundang pihak terkait untuk dievaluasi.

"Itu kalau sudah masuk, saya akan koordinasi dengan bupati dulu," kata Roni Sampir.

Banthayo.com telah mendatangi kantor PT. Global Gorontalo Gemilang untuk melakukan konfirmasi terkait penyebab perusahaan itu berhenti beroperasi. Namun direkturnya tidak berada di tempat. Di sana, banthayo.com hanya bertemu seorang staf yang bernama Yansi. Banthayo.com juga telah menghubungi direktur lewat nomor telepon pribadinya, namun tidak aktif.

Penulis: Herman Abdullah