Warga Buhu Tolak Pembangunan Air Bersih demi Mempertahankan Sorga!
Kabupaten Gorontalo- Pembangunan sarana air bersih untuk warga Desa Buhu Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo tak menemui titik terang. Hal itu terjadi karena warga yang tinggal di rumah deret nelayan bersikeras menolak pembangunan tempat sumber air bersih yang akan dibangun berdekatan dengan sarana olahraga (Sorga).
Upaya musyawarah yang dilakukan lembaga desa dengan puluhan masyarakat pada Kamis, (16/3) malam buntu. Warga tetap memilih mempertahankan sorga ketimbang sarana air bersih.
Penolakan ini karena sebelumnya tidak ada sosialisasi tentang pelaksanaan proyek pengadaan sarana air bersih di lingkungan tempat tinggal mereka.
“Sumber air bersih sangat kami perlukan, tapi jangan membongkar sarana olahraga,” ungkap Karno Pakaya.
Kodi warga lainnya menyebut, sebelum pekerjaan dimulai, pemerintah desa telah melakukan pengukuran lokasi. Namun tidak satu pun penyampaian yang disampaikan kepada masyarakat.
“Beberapa hari lalu ada aparat desa datang mengukur lokasi, tapi tidak ada yang mereka sampaikan kepada kami,” kata Kodi.
Harusnya pemerintah lebih bijak dalam menjalankan roda pemerintahan di desa. Harus ada sosialisasi dengan masyarakat sebelum memulai suatu pekerjaan yang berkaitan dengan hajat orang banyak.
Pemerintah Desa Minim Koordinasi
Minimnya koordinasi pemerintah desa dengan masyarakat turut dirasakan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat. Dalam pertemuan dengan masyarakat rumah deret terungkap, bahwa lembaga yang harusnya mengawasi pemerintahan di desa itu justru tak mengetahui adanya program pembangunan sarana air bersih yang masuk ke desa mereka. Para anggota BPD baru mengetahui setelah adanya protes yang dilayangkan warga.
“Kami tidak tahu kalau sudah ada pekerjaan, kami juga bingung,” ujar Ketua BPD Noldi Umar di hadapan warga.
Tim Redaksi
Untuk menghindari penyimpangan pemerintahan di desa, BPD akan melakukan pertemuan dengan pemerintah desa. BPD berjanji akan menyampaikan aspirasi dan keluhan warga kepada Pemerintah Desa Buhu.
“Kami jadi malu, hampir setiap ada kegiatan di desa kami tidak tahu. Nanti setelah timbul masalah baru kami dilibatkan, pungkas Noldi.
