Kisah 'Ta Ilayabe', Penyebar Islam di Gorontalo
Kota Gorontalo - Satu lagi makam keramat di Gorontalo. Makam itu terletak puncak bukit yang tingginya sekitar 500 meter dari permukaan laut, di seberang pelabuhan Gorontalo. Tepatnya di Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo.
Menurut warga, makam itu milik seorang aulia --disebut juga wali, orang suci--yang dikenal dengan sebutan 'Ta Ilayabe'. Nama aslinya adalah Male, sehingga di gerbang masuk makam tertulis Aulia Male Ta Ilayabe.
Konon, Ta Ilayabe adalah seorang imam besar yang menyebarkan Islam di wilayah Gorontalo. Cerita itu menjadikan makam Ta Ilayabe sebagai destinasi wisata religi.
"Karena penasaran dengan makam Ta Ilayabe, saya dan teman-teman datang ke sini," tutur Andi (29) saat berkunjung ke makam tersebut.
Penjaga makam, Ismail Danial (39), saat di temui banthayo, mengatakan orang tuanya sempat berpetuah agar menjaga makam itu layaknya makam raja. Lantaran Ta Ilayabe semasa hidupnya memiliki pengorbanan yang cukup besar untuk mendirikan Kerajaan Gorontalo pada masa itu.
Dari cerita Ismail, kisah Sultan Male, sebutan lain Ta Ilayabe, di Kerajaan Gorontalo berawal dari kedatangannya ke Kerajaan Ternate. Saat itu Ta Ilayabe menjadi hulubalang (prajurit) sakti yang bertugas mengantar upeti dari Gorontalo ke Ternate.
Upeti itu dipersembahkan kepada Raja Ternate sebagai syarat agar permohonan Ta Ilayabe bisa dikabulkan.
"Dulunya, wilayah Gorontalo masih berada di bawah jajahan Kerajaan Ternate. Ta Ilayabe adalah tokoh yang sering berkunjung ke Ternate," jelas Ismail.
Namun, lanjut Ismail, kala itu kedatangan Ta Ilayabe tidak mendapat sambutan baik dari raja. Malah, sang raja hanya mempedulikan tamu dari Belanda yang saat itu juga berkunjung ke kerajaan.
Dengan rasa kecil hati, Ta Ilayabe segera meninggalkan ruangan. Kemudian Ta Ilayabe berdiam diri di salah satu gudang di kerajaan tersebut, guna meredam emosinya. Di tempat itu juga ada satu prajurit raja yang sedang berjaga-jaga. Lantas, Ta Ilayabe meminta kepada prajurit itu untuk mengipasi dirinya. Dengan perintah "Ilayabe" yang artinya 'kipas.'
Bantuan prajurit tersebut tak membuat emosi Ta Ilayabe surut. Hingga ia kembali ke ruangan raja sambil menancapkan kakinya ke tanah sebanyak tiga kali di hadapan raja.
Tidak lama kemudian air pun keluar. Dalam waktu singkat, air telah menggenangi ruangan sang raja sampai batas lutut mereka.
"Sambil Ta Ilayabe berkata tegas. Akan saya tenggelamkan Kerajaan Ternate jika raja tidak menyetujui permintaan ini. Dalam permintaan itu adalah agar wilayah Gorontalo terlepas dari kekuasaan Raja Ternate. Dan berdiri sendiri sebagai Kerajaan Gorontalo," jelas Ismail.
Dalam kepercayaan masyarakat juga, ungkap Ismail, makam tersebut pernah berpindah tempat tanpa ada yang memindahkan.
"Awalnya makam ini berada di lokasi yang saat ini menjadi Pelabuhan Gorontalo. Tetapi, waktu itu banyak orang yang menjadikan makamnya sebagai tempat persinggahan untuk berbuat maksiat. Maka sekarang makam itu berpindah ke atas bukit," kata Ismail.
Ismail sendiri ditugaskan untuk menjaga Makam Aulia Male Ta Ilayabe sejak berusia 15 tahun. Dirinya mengakui, banyak masyarakat yang datang untuk berziarah ke makam tersebut. Bukan hanya warga lokal, melainkan pengunjung yang berasal dari pulau Jawa.
"Biasanya sehari itu sampai 50 orang bisa datang. Mereka pun cukup melihat makam Ta Ilayabe. Karena menurut mereka makam ini sangat keramat," pungkasnya.
Sumber: Banthayo.id partner resmi kumparan.